Ramalan jayabaya sebenarnya bukan ramalan. CRITA RAKYAT
B.
Ramalan Jayabaya sebenarnya bukan ramalan.
Pembahasan
Kita sekarang ini adalah fokus ke Ramalan Jayabaya yang berasal dari Jangka
Jayabaya atau sekarang ini Kita kenal dengan Ramalan Jayabaya. Ramalan Jayabaya
ini sebenarnya bukan Ramalan
akan
tetapi bersumber dari kejadian-kejadian yang masih berwujud gaib di dimensi
alam gaib, dan dapat diketahui sebelum terjadi di alam nyata oleh Raja
Jayabaya, dengan menggunakan “Ilmu Weruh Sadurunge Winarah” untuk mengetahui
rahasia ciptaan-Nya yang belum terjadi di alam nyata ini. Darisinilah
sebenarnya perbedaannya dengan Ramalan. Ramalan dengan jalan menerka-nerka, ada
yang memakai perhitungan dan juga bisa berdasarkan catatan-catatan
kejadian-kejadian yang dominan terjadi.
Ramalan
Jayabaya sudah dikenal pada umumnya dan dikenal oleh kebanyakan Orang. Jangka
Jayabaya dikategorikan kedalam Ramalan oleh Orang-orang sebagai Ramalan adalah
tidak benar (Salah), karena ilmu yang digunakan untuk mendapatkan dan untuk
mengetahui kejadian- kejadian yang belum terjadi bukan ilmu Ramalan. Perubahan
yang sudah diakui umum ini sebenarnya menjadi salah kaprah di jaringan Internet
dan Umum, maka Penulis dengan artikel Senjata Trisula Weda yang ke-4 ini
Penulis memberikan penjelasan lebih lanjut dan untuk meluruskan kesalahan ini.
Suatu
kejadian-kejadian yang akan datang (sebelum terjadi) dapat diketahui karena
kejadian-kejadian masa yang akan datang itu sebenarnya sudah diciptakan oleh
Tuhan Maha Pencipta masih berwujud gambar gaib yang berada di dimensi Alam
Gaib. Manusia akan dapat mengetahui Kejadian-kejadian itu sebelum
kejadian-kejadian itu menjelma menjadi kenyataan pada dunia nyata ini atau
dalam dunia materi nyata dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah. Gambar gaib itu
akan terjadi hanya tinggal menunggu Momentum kejadian-kejadian yang nyata,
yaitu pasti akan terjadi pada dunia materi nyata yang Kita tempati ini, dan
hanya tinggal tunggu Waktunya saja.
Jangka
dalam arti adalah jangka untuk membuat lingkaran, dalam arti untuk membuat
lingkaran adalah pasti akan menjadi lingkaran. Kata ‘Ramalan Jayabaya’
sebenarnya sudah berbeda dengan maksud dan arti aslinya yaitu Jangka Jayabaya.
Ramalan Jayabaya sebenarnya bukan Ramalan karena berbeda cara untuk mengetahui
dan cara mendapatkannya dengan Ramalan, akan tetapi merupakan usaha Raja
Jayabaya untuk mengetahui Ciptaan-Nya yang masih dalam bentuk gambar gaib di
Dimensi Alam Gaib dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, jadi sebenarnya tidak
dapat disebut sebagai ramalan, tapi merupakan berita gaib dari Dimensi Alam
Gaib dan lebih tepat adalah “Jangka Jayabaya”.
Usaha-usaha
semacam ini sebenarnya tidak dapat disebut mendahului kehendak Tuhan karena
kejadian-kejadian sebelum terjadi di Dunia nyata Kita ini sebenarnya sudah
diciptakan oleh Tuhan yang Maha Pencipta masih berwujud gambar Gaib dan masih
berada di tempat Dimensi alam Gaib. Dengan usaha Manusia yang punya kelebihan
diatas rata-rata yaitu dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah tingkat tinggi akan
dapat diketahui.
C.
Ratu Adil adalah Seorang yang Waskita.
a. Dapat membaca isi hati.
Petikan
|
|
Bahasa
Jawa
|
Bahasa
Indonesia
|
ora bisa diapusi marga bisa maca
ati
wasis, wegig, waskita, |
tidak bisa ditipu karena dapat
membaca isi hati
bijak, cermat dan sakti |
Hati
dan Otak (pikiran Manusia) sebenarnya keduanya bergetar (beresonansi) yaitu
kedua- duanya bersuara saling bicara untuk berbagai banyak hal dan masalah
kehidupan sehingga Hati dengan Otak selalu berinteraksi untuk urusan-urusan
kehidupan selama Manusia itu terjaga (tidak tidur), sehingga dapat dibaca dan
didengar oleh Orang-orang Waskita yang berilmu tingkat tinggi yang mencapai
kepekaan yang benar-benar sensitif, yaitu suatu gabungan alamiah dari beberapa
ilmu yang dimiliki Orang itu, juga ada hal-hal lain yang dapat menunjang
Kepekaan, beberapa hal itu diantaranya adalah :
1.
|
Bicara yang baik.
|
tidak membicarakan kejelekan
orang, memegang janji, tidak mengumpat dll.
|
2.
|
Jujur.
|
tidak berbohong, tidak menipu,
tidak mencuri, dll.
|
3.
|
Berlaku benar.
|
tidak melanggar Hukum, tidak
melakukan kesalahan dll.
|
4.
|
Bijaksana.
|
tidak berat sebelah, tidak pilih
kasih, cermat menimbang segala permasalahan dan bertindak adil dalam
mengambil keputusan.
|
5.
|
Makan dari rejeki Halal.
|
untuk dapat Uang dengan jalan yang
dihalalkan Agama dan Hukum.
|
6.
|
Makanan dan minuman yang Halal.
|
memakan makanan dan minuman yang
dihalalkan Agama dan tidak memakan makanan yang diharamkan Agama.
|
7.
|
Selalu ingat pada Tuhan (Zikir).
|
Zikir
dengan hitungan tertentu, Zikir tanpa hitungan dan Zikir cara lain juga yaitu
yang di lihat, yang di rasakan, yang di pikirkan, yang di kerjakan (untuk
kebaikan) dan banyak hal lagi lainnya untuk selalu ingat kalau semuanya
ciptaan-Nya. Sering memohon ampunan pada Tuhan, dsb.
|
Hati,
mengapa di bait 167 ini disebutkan bisa membaca isi Hati? Hati sebenarnya
merupakan pasangan dari Otak untuk mengolah berbagai persoalan dan data, sedang
yang ambil peran utama dalam tindakan adalah Hati, karena Hati merupakan Hakim
pengambil keputusan yang akan diwjudkan menjadi tindakan nyata pada sistem hukum
yang bekerja dalam diri Manusia. Semua tindakan yang memutuskan adalah Hati dan
Otak yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengatur strategi tindakan yang akan
diwujudkan menjadi tindakan nyata berupa tindakan buruk maupun baik, termasuk
juga tindakan diam (tidak melakukan apapun).
Jika
pikiran berkecamuk terus di Otak dan selalu tetap protes pada Hati, karena hati
enggan untuk menyetujui suatu hal perkara dan pikiran terus berkecamuk
mengajukan protes. Hati belum mengambil keputusan untuk menyetujui tidak akan
ada tindakan nyata, jikalau pikiran tetap mengolah masalah dengan berbagai
alasan dan pertimbangan, Otak terus berfikir bertentangan dengan Hati maka akan
terjadi Stress. Akibat Stress bisa juga dari sebab keputusan Hati atas
kemenangan Pikiran dan bertentangan dengan Hati Nurani gejalanya ini adalah
merasa bersalah, benci atau dendam.
b. Ilmu Weruh Sadurunge Winarah (tahu kejadian-kejadian sebelum
terjadi)
Petikan
|
|
Bahasa
Jawa
|
Bahasa
Indonesia
|
ngerti sakdurunge winarah
bisa pirsa mbah-mbahira angawuningani jantraning zaman Jawa ngerti garise siji-sijining umat Tan kewran sasuruping zaman |
mengerti sebelum sesuatu terjadi
mengetahui leluhur anda memahami putaran roda zaman Jawa mengerti garis hidup setiap umat tidak khawatir tertelan zaman |
Ilmu
“Weruh Sadurunge Winarah” atau tahu kejadian-kejadian sebelum terjadi
sebenarnya ilmu Piningit (Ilmu Tersembunyi) atau ilmu yang disembunyikan oleh
pemiliknya karena untuk mendapat ilmu Weruh Sadurunge Winarah tidak sembarang
Orang dapat untuk mempelajari dan mendapatkannya. Ilmu Weruh Sadurunge Winarah
hanya dapat dipelajari oleh Orang-orang tertentu saja yaitu Orang-orang yang
memenuhi sarat, diantaranya yaitu Orang-orang yang Sehat Jasmani dan Rohani,
Berbakat dan yang Berkemauan Keras tidak mudah putus asa.
Untuk
belajar ilmu Weruh Sadurunge Winarah ini yang harus ditempuh adalah dengan
belajar ilmu Penerawangan Gaib terlebih dahulu sebelum belajar ilmu Weruh
Sadurunge Winarah. Seiring dengan berjalannya waktu sesuai dengan kemampuan
masing-masing Orang jika sudah mumpuni dan berbakat untuk mencapai tingkat
lebih tinggi bisa dilanjutkan dengan Lelaku menempuh Ilmu khusus dan lebih
tinggi tingkatannya yaitu ilmu Weruh Sadurunge Winarah, dengan Lelaku yang
sudah ditetapkan dan Lelaku harus di jalani. Ilmu Weruh sadurunge winarah ini
sebenarnya merupakan perkembangannya dari “ilmu Penerawangan Gaib”, dan
merupakan pencapaian puncak tertinggi Ilmu Penerawangan Gaib.
Raja
Jayabaya dapat mencapai Ilmu Weruh Sadurunge Winarah pada tingkat Tertinggi
sampai jaman sekarang ini tahun 2013 di Pulau Jawa belum ada yang dapat
menandingi ilmu yang dapat Beliau capai. Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang
dapat dicapai oleh Raja Jayabaya sampai jaman sekarang ini belum ada Seorangpun
yang berilmu melebihi tingginya Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang pernah dapat
capai oleh Raja Jayabaya, dan kemungkinan besar yang dapat menandingi dan lebih
dari Ilmu yang dicapai oleh Raja Jayabaya adalah Ratu Adil, karena dalam
ramalannya termasuk paling istimewah.
Ilmu
Weruh Sadurunge Winarah dapat digunakan untuk 3 kegunaan penting :
- Kejadian-kejadian yang belum terjadi sebenarnya sudah diciptakan oleh Tuhan dan masih tersimpan di Alam Gaib dan masih berada dalam Dimensi Alam Gaib, untuk mengetahui kejadian-kejadian yang belum menjadi nyata itu diperlukan ilmu Weruh Sadurunge Winarah.
- Kejadian-kejadian yang sudah pernah terjadi tidak akan hilang akan tetapi masih tetap tidak berubah berganti menjadi gambar gaib lagi seperti sebelumnya yaitu kembali ke Dimensi Alam Gaib, dan dapat diketahui dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, perbedaannya adalah pada waktu kejadian-kejadiannya sudah pernah terjadi di alam nyata.
- Mengetahui kejadian-kejadian sedang berlangsung, yaitu dapat untuk mengetahui kejadian-kejadian yang sedang berlangsung terjadi ditempat jauh yaitu ditempat lain, kegunaan ini sama dengan kegunaan Ilmu Penerawangan Gaib, akan tetapi gambarnya lebih jelas dan lebih realis karena ilmunya sudah lebih tinggi dari Ilmu Penerawangan gaib.
Ilmu
Weruh Sadurunge Winarah sebenarnya menggunakan indera ke-6 atau mata ketiga
pada Chakra kening (Chakra Ajna) dan dari bentuk gambar gaib yang berupa energi
gaib dari dimensi Alam Gaib kemudian diproyeksikan menuju satu titik dalam
Otak, dalam Otak dirubah untuk menjadi susunan gambar-gambar hidup yang dapat
dimengerti oleh Otak hingga gambar gaib itu menjadi gambar jelas seperti gambar
3 Dimensi dan dapat dimengerti. Untuk mendapat ilmu ini melalui tempuh lelaku
yang berat terutama tatacaranya jaman dahulu yaitu pada jaman Kerajaan Hindu
Jawa.
Setelah
kedatangan para Wali di Pulau Jawa (sembilan Wali) Agama Islam, dari tatacara
yang kuno atau yang asli dari jaman Agama Hindu dirubah oleh Para Wali
disesuaikan dengan jamannya, yaitu tatacaranya sudah tidak seberat jaman Hindu
Jawa, termasuk perubahan Mantra-mantra juga ada yang disesuaikan dengan Agama
Islam.
Meskipun
sudah mengalami perubahan tatacara Lelaku pada jaman para Wali ini, perubahan
dari jaman Wali ini untuk hidup Manusia jaman sekarang ini masih terasa sangat
berat sehingga Orang-orang yang memegang ilmu ini mengadakan pembaharuan
tatacaranya lagi disesuaikan dengan jaman sekarang ini.
Dari
perubahan-perubahan yang diadakan sampai jaman sekarang ini, di jaman abad 21
terbagi menjadi 2 cara untuk belajar dan kedua cara Penulis sebutkan dibawah
ini memerlukan teknik pernafasan halus, kedua cara ilmu Penerawangan Gaib yaitu
:
- Cara pertama adalah cara alamiah jalan ini diperlukan kerutinan berlatih dan biasanya tidak memerlukan puasa jika puasa biasanya yang ringan saja, cara ini termasuk cara Modern.
- Cara kedua cara yang masih merupakan tatacaranya penerus dari tatacaranya Leluhur yang sudah disesuaikan dengan jaman dan biasanya masih dirubah tatacaranya oleh tiap-tiap Perguruan, maka dari dasar yang sama diadakan perubahan sedikit sehingga tiap-tiap Perguruan punya cara yang tidak sama dengan Perguruan lain. Tatacara yang masih mensyaratkan harus menjalani puasa dan masih termasuk puasa berat untuk ukuran jaman sekarang ini. Mantra-mantra dari yang asli jaman Agama Hindu sampai jaman peralihan ke- Agama Islam masih ada dan masih digunakan.
Ilmu
Weruh Sadurunge Winarah yang dicapai Raja Jayabaya sebenarnya bisa disetarafkan
dan bahkan ada yang mengatakan lebih dengan apa yang dicapai oleh Para Nabi dan
Rosulullah di daerah Timur Tengah yaitu Nubuat Para Nabi dan Rasulullah.
Perbandingan yang mengatakan lebih dari Nubuat Para Nabi dan Rosul adalah
dengan membandingkan bukti kejadian-kejadian Ramalan Jayabaya sudah terbukti
banyak yang menjadi kenyataan dan sudah mencapai diatas 100 ramalan terbukti
nyata.
Sebenarnya
mempercayai Ramalan Jayabaya tidak termasuk syirik dan tidak berbeda dengan
mempercayai Nubuat Nabi dan Rasul.Lain dan berbeda jika mempercayai Ramalan
Para Dukun dan Para peramal instant (Peramal amatir) yang mungkin saja bisa
terjatuh kedalam kesyirikan, karena bisa juga cara yang dilakukan cara syirik.
Hasil dari Ilmu Weruh Sadurunge Winarah dengan Jangka Jayabaya-nya sebenarnya
benar-benar jauh dari kesyirikan dan untuk mempercayai ramalan Jayabaya
sebenarnya tidak syirik karena yang ditempuh adalah jalan Tuhan yaitu
mengetahui dari Ciptaan-Nya yang masih berwujud Gaib.
D.
Ramalan.
a. Pedoman Kitab Primbon Jawa.
Orang-orang
Jawa mayoritas mempercayai Perhitungan Primbon Jawa dan ramalan Primbon Jawa
terutama adalah Orang-orang di Pedesaan dan Orang-orang di Kota-kotapun juga
menggunakan Perhitungan Primbon Jawa terutama adalah hal yang berhubungan
dengan kepentingan jalannya hidup di Dunia ini. Mengapa hal yang berbau Ramalan
ini dipercaya mayoritas Suku Jawa, tak lain adalah akibat jika tidak
menggunakan Perhitungan Primbon Jawa akan berakibat tidak baik bahkan bisa
terjadi kesialan dan malapetaka, sebaliknya jika melaksanakan Perhitungan
Primbon Jawa hidupnya akan Selamat dan Sentosa.
Saat
ini sudah berlangsung agak lama Generasi Muda kadar kepercayaan terhadap Kitab
Primbon tidak seperti generasi sebelumnya, akan tetapi masih banyak yang
percaya perhitungan Primbon Jawa. Pedoman Primbon Jawa merupakan Buku Pedoman
Adiluhung peninggalan Leluhur Jawa asli. Keakuratan Perhitungan dan kebenaran
hasil dari Hitungan Ramalan dapat mencapai akurasi nilai prosentasi yang
tinggi, dan darisinilah Primbon dapat dipakai sebagai Buku Pedoman untuk
kelangsungan Hidup Manusia di Dunia ini. Tidak semuanya dapat Kita praktekkan
akan tetapi untuk hal-hal penting sebaiknya menggunakan Perhitungan Primbon.
Isi
Kitab Primbon berisi hal yang menyangkut tatacaranya keperluan-keperluan kehidupan
dari hal-hal yang bisa sampai hal-hal yang Penting untuk Kehidupan, banyak hal
dibukukan pada Buku Primbon Jawa. Sebenarnya Primbon Jawa juga memperhatikan
pengaruh peredaran Bintang-bintang dan benda-benda langit terhadap kehidupan di
Bumi untuk menuju keharmonisnya hidup di Dunia ini supaya selaras dengan
tatanan Jagadraya sesuai hukum alam yang juga sesuai dengan Pedoman “Senjata
Trisula Weda”. Dari peredaran benda-benda langit dapat diprediksi apa yang akan
terjadi di kehidupan di Bumi ini, baik itu bencana alam termasuk gempa Bumi,
kepemimpinan Negara, keadaan sandang pangan (ekonomi), perubahan kehidupan dsb.
Dibawah
ini merupakan sedikit mengenai tatacaranya yang ada pada Pedoman Primbon Jawa
untuk berbagai keperluan, untuk detil Perhitungan & cara tidak Penulis
cantumkan :
- Bulan rahayu, bulan-bulan baik untuk melakukan sesuatu.
- Pantangan bulan, bulan-bulan larangan untuk hajad Nikah.
- Pindah Rumah, perhitungan untuk memilih hari dan bulan yang baik.
- Tanda-tanda dan sifat Wanita yang baik, yaitu tanda-tanda bentuk lahiriah (katuranggan).
- Perhitungan pasangan Suami Istri, jumlah kedua weton.
- Perhitungan Pernikahan, jumlah hari dengan Pasaran.
- Keselamatan untuk keturunan, panduan untuk melakukan hubungan suami istri.
- Berbagai Sesaji, dan maksud tujuannya.
- Cara memilih Burung Perkutut yang baik (Katuranggan).
- Ramalan gerhana Matahari, yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi.
- Ramalan gerhana Bulan, yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi.
- Ramalan muncul-nya Bintang berekor (Komet), yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi
Ulasan
nomor 1 sampai 12 hanya sebagian kecil saja dari bagian pokok-pokok isi Primbon
Jawa yang Penulis sebutkan. Sebenarnya Leluhur Suku Jawa sudah memberikan
Pedoman dan tatacara Hidup didunia ini agar Hidup didunia ini Selamat terhindar
dari malapetaka dan terhindar dari kesialan Hidup. Leluhur Suku Jawa sebenarnya
sudah memberi peninggalan Kitab Primbon Jawa yang Adiluhung untuk pedoman Hidup
agar Keturunannya hidup Damai dan sejahtera, selaras juga Harmonis dengan Alam
dan Jagad raya. Primbon Jawa ini hampir sama dengan Primbon yang ada di Pulau
Bali karena menurut sejarah Leluhur Orang Bali berasal dari Pulau Jawa terutama
dari Kerajaan Majapahit dan juga berasal dari Kerajaan-kerajaan lainnya, isinya
Primbon banyak kesamaan.
Penyusunan
Kitab Primbon adalah Himpunan Karya Sastra Para Pujangga Leluhur Jawa yang
disusun dari Catatan-catatan Para Leluhur Suku Jawa dan merupakan catatan-catatan
Para Pujangga dari Orang-orang Waskita dan Spiritualis yang mumpuni termasuk
juga dari catatan-catatan Raja Jayabaya. Kitab Primbon Jawa berbahasa Jawa Kuno
dan bertuliskan huruf Jawa Kuno dan sekarang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia jaman sekarang.
Sekarang
marilah Kita Renungkan apakah Kita akan meninggalkan begitu saja Pedoman Buku
Primbon Jawa yang Adiluhung ini? Benarkah kata-kata Orang-orang yang mengatakan
Syirik? Sebenarnya memakai Pedoman Primbon Jawa yang isinya tidak mengajarkan
ajaran menyembah makhluk halus, tidak menyembah Jin dan tidak juga menyembah
arwah Leluhur, juga tidak menyembah Bumi, Matahari dan tidak menyembah Langit,
akantetapi mengajarkan hidup rukun dan damai tidak saling mengganggu hidup
berdampingan dengan sesama makhluk Ciptaan-Nya pada semua dimensi.
Isi
Kitab Primbon Jawa mengajarkan mengakui keberadaannya sesama makhluk ciptaan
Tuhan dan mengajarkan tatacara menghargai keberadaannya dan menghormati sesama
makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam dengan cara-cara tertentu, akan tetapi tidak
mengajarkan memuja atau menyembah, hal ini dilarang menyembah makhluk
Ciptaan-Nya (tidak mengajarkan Syirik).
Hubungan
menghargai keberadaannya dan menghormati sesama makhluk Ciptaan-Nya diantaranya
adalah mengucapkan permintaan ijin, menghidangkan hidangan sesaji (sajen) untuk
keperluan yang dimaksud dengan bentuk kata-kata biasa, dan juga masih ada lagi
bentuk-bentuk lainnya. Sebagai perwujudan nyata pada keperluan tertentu
diwujudkan dengan cara memberi Sesaji. Bangsa lain keturunan Bangsa China di
Pulau Jawa sebenarnya juga menggunakan Pedoman Perhitungan Primbon Jawa
disamping menggunakan Pedoman dari Leluhurnya dari Negara China yaitu Pedoman
Hongsui.
Kitab
Primbon Jawa isinya intinya sebenarnya adalah mengajarkan berkeTuhanan Yang
Maha Esa dan mengakui keberadaan Ciptaan-Nya, menghormati dan menghargai dalam
Kehidupan di Dunia ini baik yang berupa ciptaan Gaib dan yang berupa ciptaan
yang Nyata untuk hidup tenteram dan damai, harmonis dan selaras dengan
Jagadraya. Jadi yang mengatakan Syirik adalah salah karena dari persepsi yang
salah, tidak Syirik karena tidak terdapat ajaran untuk berpaling dari Tuhan,
dan perlu diketahui yang benar adalah tidak Syirik.
Untuk
mengetahui lebih jelas isi Kitab Primbon Jawa Anda dapat membeli di toko-toko
Buku. Buku Primbon yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia walau banyak
macam dan yang disajikan beragam, lain penterjemah beda sajiannya dan pada
intinya sama. Perlu diketahui tiap-tiap penterjemah atau Penulis tidak sama,
ada isi yang difokuskan hal tertentu sehingga Buku Primbon yang satu dengan
yang Buku Primbon lainnya dapat saling melengkapi yaitu disatu Buku Primbon ada
tapi tidak ada yang ada pada Primbon yang ditulis Penulis atau Penterjemah
lainnya.
b. Horoskop.
Horoskop
adalah Ramalan Perbintangan yang berdasarkan perhitungan dan pengaruh-pengaruh
tanda-tanda peredaran Bumi mengelilingi Matahari (evolusi Bumi) terhadap
gugusan bintang- bintang dilangit yang mempengaruhi jalannya kehidupan Manusia
di Bumi, dan terbagi 12 gugusan Bintang. Dalam siklus 1 tuhan terbagi menjadi
12 simbol Bintang. Ramalan Horoskop ini banyak digandrungi oleh kawula Muda
karena banyak Koran dan Majalah yang pada penerbitnya waktu tertentu
menyediakan kolom khusus untuk Ramalan Bintang ini terutama yang berhubungan
dengan Asmara, kesehatan dan Keuangan berdasarkan perubahan Ramalan Horoskop.
c. Hongsui dan Shio.
Hongsui
adalah pedoman tatacara dan perhitungan Bangsa Cina dan keturunan Bangsa China
di Jawa menggunakan Pedoman Perhitungan dari Leluhurnya yajtu Hongsui &
Shio. Hongsui merupakan semacam Primbon yang banyak berisi tata rumah ; memilih
tanah, tata ruang yang baik sampai hal yang detil (hal-hal kecil), dsb. Shio
terbagi menjadi 12 Shio dan 12 simbol Shio, satu siklus Shio berjalan selama 12
tahun dimana satu Shio berjalannya 1 tahun. Keturunan Bangsa China yang hidup
di Pulau Jawa banyak juga yang menggunakan Pedoman Perhitungan Primbon Jawa
disamping Pedoman Hongsui.
d. Ramalan menggunakan gambar Kartu, diantaranya adalah Kartu Tarot, kartu Lintrik dan lainnya
masih banyak jenis ramalan dan cara meramal.
E.
Kesimpulan :
*
Dua jalur penting untuk membedakan Ramalan dengan Jangka yaitu :
- Jangka adalah merupakan suatu usaha untuk mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan dengan cara usaha Spiritual memohon kepada Tuhan yang Maha Pencipta untuk mengetahui rahasia kejadian-kejadian yang akan datang dengan menggunakan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, jalannya sama yang ditempuh oleh Para Nabi dan Rasulullah kepada Tuhan, berupa Nubuat. Jangka dengan Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang dapat mempelajari dan mendapatkan ilmunya merupakan Orang-orang terpilih saja yaitu sehat Jasmani Rohani, punya bakat dan kemauan keras.
- Ramalan adalah ilmunya mudah dipelajari mulai dari Ramalan instant sampai yang memerlukan ketajaman intuisi Peramal, ramalan ini dapat dipakai berulang-ulang karena berupa catatan atau bisa disebut Rumus ramalan dari hasil disusun dari pengamatan kejadian-kejadian yang dibukukan, hafalan diperlukan untuk para Peramalan. Ramalan mudah dipelajari oleh siapa saja.
Mempercayai
Jangka Jayabaya atau Ramalan Jayabaya yang dikenal oleh kalangan luas sebagai
Ramalan sebenarnya tidak Syirik, yang menggebar-gemborkan Syirik sebenarnya
dari hasil vonis yang terlalu mengada-ada dan dari hasil buruk sangka. Jangka
Jayabaya sebenarnya bukan Mitos, bukan Takhayul, Untuk lebih jelas dan pasti
bukti-bukti Jangka Jayabaya atau Ramalan Jayabaya Anda dapat konfirmasi
kejadian-kejadian yang sudah terjadi di alam nyata dan sudah banyak diakui keakuratan-nya
oleh Orang banyak.
F.
Pesan Penulis.
Sebagai
Suku Jawa yang ditinggali Pedoman Buku Primbon Jawa yang Adiluhung hendaknya
Kita suku Jawa menggunakan Perhitungan Primbon Jawa untuk berbagai keperluan
penting seperti ; hari pernikahan, mendirikan rumah, buka usaha, dan
keperluan-keperluan penting lainnya, karena semuanya adalah usaha untuk hidup
Harmonis sesama makhluk Ciptaan-Nya dan juga selaras dengan Alam dan Jagadraya.
Langkah
hidup ini lebih baik berhati-hati untuk melangkah kedepan supaya hidup di Dunia
ini selamat terhindar dari malapetaka dan hidup menjadi tenteram dan damai.
Sebenarnya Primbon Jawa disusun oleh Pujangga Para Leluhur Jawa dari himpunan
sumber catatan-catatan Orang-orang Waskita yaitu Para Leluhur Jawa yang ahli
Lelaku Spiritual dan ahli Tirakat yang sudah mumpuni ilmunya dan pencapaian
pada taraf tinggi termasuk catatan-catatan dari Raja Jayabaya.
Sebenarnya
Pedoman Primbon ialah suatu bentuk usaha Manusia untuk menyelaraskan kehidupan
ini supaya Selaras dan Harmonis dengan kehidupan di Bumi dan Jagadraya, selain
itu juga supaya selaras dengan ciptaan-Nya yang berada dalam dimensi alam gaib.
Keselarasan ini sesuai dengan Pedoman Senjata Trisula Weda Hidup Selaras dan
Harmonis dengan sesama Ciptaan-Nya yaitu hubungan secara Horisontal hidup
tenteram dan Damai dengan sesama semua makhluk ciptaan Tuhan, baik yang berada
pada Dunia nyata maupun yang berada di Dimensi alam Gaib.
Salam untuk Semuanya !
Salam untuk Semuanya !
H.
Catatan.
a.
Tabel kata.
1.
|
Penerawangan Gaib.
|
ilmu
untuk melihat alam Gaib, dapat digunakan untuk melihat di tempat alam nyata
yang jauh tempatnya dan dapat juga digunakan untuk mengetahui kandungan
Pertambangan yang berada di perut Bumi.
|
2.
|
Weruh Sadurunge Winarah.
|
ilmu
untuk mengetahui sesuatu kejadian-kejadian yang akan terjadi di alam nyata
dan dapat juga digunakan untuk melihat kejadian-kejadian yang sudah berlalu
(yang pernah terjadi). Ilmu “Weruh Sadurunge Winarah”, merupakan perkembangan
dari pencapaian puncak ilmu “Penerawangan Gaib”.
|
3.
|
Lelaku.
|
persyaratan yang harus dijalani.
|
4.
|
Kitab Primbon.
|
Kitab Pedoman Perhitungan &
Ramalan, dsb.
|
5.
|
Weton.
|
adalah jumlah angka hari dengan
jumlah angka Pasaran (masing-masing Hari dan masing-masing Pasaran ada nilai
angka tertentu)
|
6.
|
Pasaran.
|
5 hari pembagian cara Primbon Jawa
; Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.
5 hari, disebut Sepasar. 35 hari, disebut Selapan hari yaitu kembalinya satu siklus ; hari = 7 x pasaran = 5. |
7.
|
Sesaji (Sajen).
|
sebenarnya
adalah hidangan yang ditujukan kepada Bumi, Gunung, Laut, Makhluk halus, Roh
Leluhur dsb, sebagai penghormatan dan mengakui keberadaannya sebagai sesama
makhluk ciptaan-Nya, untuk lebih halus disamarkan bersamaan menjadi kirim Doa
Selamatan.
|
8.
|
Terjemahan
Bait terakhir ramalan
Jayabaya
kedalam bahasa Indonesia ada bagian-bagian yang berbeda dengan sumbernya
karena Penulis menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang lebih akurat.
|
|
9.
|
Chakra Ajna
|
Mata ketiga atau Chakra Spiritual
pada Jasad.
|
b.
Pengelompokan isi Kitab Primbon menjadi 10 kategori bagian besar yaitu :
- Perhitungan & perhitungan Weton.
- Ramalan.
- Tatacara merawat kehamilan & kelahiran Bayi.
- Pengobatan cara tradisional.
- Tatacara selamatan dan sesaji (Sajen).
- Tatacara Bertani dan beternak.
- Tatacara mendapatkan rejeki..
- Japa Mantra.
- Nyanyian.
- Berumahtangga.
Sinopsis
Nalika malem jemuwah
kliwon sing wis ditunggu-tunggu nang Totje kanggo nepati janjine marang
kanca-kancane arep mbuktekake menawi deweke ora wedi mlebu marang gedhong setan
sing ana nang pasar kembang. Sederenge Totje lunga marang gedhong setan, deweke
nyiapake barang bawaan sing arep digawa. Totje latian carane motret nganggo
tustel. Nalika lagi motret Totje kaget ibune mlebu kamar karo mesem-mesem merga
ana kancane Totje cah wadon ayu. Totje ora nyangka yen Sonia bakal teka marang
umahe nang wengi kuwe. Tekane Sonia marang umahe Totje merga deweke ngerti
menawi Totje arep lunga marang gedhong setan, lan Sonia arep mbatiri Totje
marang gedhong setan. Sonia wis janjian karo Jaan arep ngancani Totje, tapi
Totje ora ngerti menawi Jaan lan Sonia arep mbatiri deweke marang gedhong
setan. Mergane menurut kanca-kancane gedhong setan terkenak angker tapi kenapa
Jaan karo Sonia arep mbatiri deweke. Totje ngira yen Jaan karo Sonia bakal
ngrusak rencanane, supaya Totje gagal mbuktekake marang kanca-kancane.
Akhire wong telu mau
mangkat marang gedhong setan dianter dokar. Tukang dokare takon marang cah telu
mau tujuane marang ngendi, sawise ngerti tujuane marang gedhong setan tukang
dokar mau wedi lan ngira wong telu mau udu menungsa. Sawise tekan gedhong
setan, tukang dokar mau langsung puter balik cepet-cepet.
Sawise gutul ngarep
gedhong setan wong telu mau langsung mbukak gerbang ngarep sing ora dikunci.
Totje mlaku paling mburi, sing nang ngarep dewek yaiku Jaan lan sing kepindo
Sonia. Nalika lagi mlaku Totje nabrak Sonia sing nang ngarepe tiba mergane
peteng. Jaan mlaku ninggali Sonia lan Totje. Ora suwe Jaan wis ora katon wujude
lunga ndisiti. Nalika Sonia karo Totje nggoleti lungane Jaan, malah Jaan
ijig-ijig mlayu marani Sonia lan Totje karo keweden merga deweke diwedeni
dhemit sing matane amba saka lawang gedhong setan lan lawange ora bisa dibukak.
Totje ora percaya, malah ngira kuwi akal-akalane Jaan kanggo medeni deweke.
Totje tetep mlaku lah mbukak lawang sing mau jare Jaan ora bisa di bukak, tapi
nang Totje bisa dibukak. Awale Totje weruh mau lawange mengo lan saiki nutup
merga ana sing nutup. Sonia keweden lan njaluk bali marang Totje, tapi Totje
ngomong marang Sonia nalika nang gedhong iki ora ana dhemite. Wong telu mau
banjur pada mlebu, Totje langsung nyiapake tustel kanggo motret mbok menawa ana
dhemit sing nongol langsung dijepret. Totje mlaku terus lan kabeh ruangan
dileboni. Nalika Totje lagi muteri ruangan Jaan malah nginum-nginuman keras lan
mabok. Totje tetep mlaku karo misine, ora suwe Totje weruh ana andha kanggo
marang loteng. Totje manjat marang anak tangga alon-alon, nalika lagi manjat
Totje krungu swarane Sonia njerit-njerit, Totje ngira yen kuwe akak-akalane
Jaan maneh kanggo nggagalake rencanane Totje. Totje tetep manjat lan Sonia esih
njerit-njerit nang lante ngisor, lan si Jaan malah ngguyu cekakakan. Nalika
Totje tekan anak tangga sing paling ngisor deweke weruh ana wong wadon
disanggul njagong nang cedak tangga. Totje langsung motret wong mau kuwi,
banjur Totje nggagapi wong kuwi lan gedihe isih anget pada metu saka wetenge wong
kuwi. Totje ngira yen wong kuwi tembe wae mati bunuh diri nag kono, kuwi dudu
dhemit. Nalika lagi nggramaki wong wadon kuwi Totje weruh ana sing gerak saka
kamar sing nang pojok loteng. Totje langsung marani marang kamar kuwi, nalika
lagi mlaku marang kamar mau Totje krungu ana swara jeritane Sonia njaluk tulung
merga keweden, Totje bingung arep mudun marani Sonia apa tetep marang kamar
sing mau ana sing gerak. Totje krungu swarane Sonia tambah genah marani deweka
tapi Totje tetep nglanjutake mlaku marang kamar sing ana nang pojok loteng mau.
Nalika Totje mlebu deweke kaget weruh ana sing gemantung nang kamar, Totje
langsung motret nganggo tustele, bar iki Totje langsung mlayu marani Sonia nang
ngisor. Sonia keweden banget weruh Totje, Totje langsung dithuthuk nganggo sentolop ngasi semaput. Bareng sadar
Totje kaget kenangapa deweke ana nang rumah sakit lan dirubung wong akeh.
Banjur mamine Totje nyritakake nalika deweke semaput dithuthuk nganggo sentolop
nang Sonia. Sonia nuthuk Totje mrga deweke trauma dikira Toje kuwi Jaan. Amarga
nalika wengi kuwi Sonia njerit-njerit merga arep diperkosa nang Jaan sing wis
mabok. Banjur Sonia nuthuk Jaan kanthi mati. Sonia saiki kentir merga kelakuane
jaan.
3.
Unsure Intrinsik Novel
a.
Tema : nepati janjine marang kanca-kancane
mlebu marang gedhong setan lan arep mbuktikake yan gedhong kuwi langka setane.
b.
Latar balakang : novel iki nyritakake jamane
cah sekolah SMA nalika nyritakake gedhong sing terkenal angker. Novel iki isine
horor nanging uga ana saru-sarune.
c.
Waktu :
1.
Nalika sore (pas siap-siap arep marang gedhong
setan)
2.
Malem jemuwah kliwon (nalika marang gedhong
setan)
3.
Nang sekolahan (nalika Totje ditantang marang
Gedhong Setan)
4.
Nang tempat debat (Totje dadi bahan omongan
merga nekad marang gehong setan)
5.
Nang gedhong setan wayah malem jemuwah kliwon
6.
Nang kamar (nalika Totje lagi latiahan motret
nganggo tustel)
d.
Suasana :
1.
Udan wayah sore malem jemuwah kliwon
2.
Heboh nalika Totje latihan motret pas nang
kamare
3.
Menegangkan nalika perjalanan nang gedhong
setan lan nang gedhong setane
4.
Rame nalika Sonia njerit-njerit nang njero
gedhong setan
5.
Keharuan nalika Totje nang rumah sakit
dirubung wong akeh
e.
Alur : alur sing dinggo yaiku alur campuran
ana maju ana mundur
f.
Gaya Bahasa : akeh nganggo majas-majas
g.
Amanat : aja gampang percaya omongane wong
sing urung mesti benere. Angger ngomong dibuktekake disit bene apa orane.
h.
Penokohan :
1.
Sidharta/ Totje : tokoh utama
Wateke keras kepala, nekad, jahat juga nalika marang Sonia
2.
Mami : ibune Totje
Wateke eman marang anak, penyayang, ramah marang wong
3.
Sonia : kanca sekolahe Totje sing
ngancani marang gedhong setan
Wateke penakut, manja, ngrepoti wong
4.
Jaan : kanca sekolahe Totje sing
nawarake arep ngancani marang gedhong setan
Wateke jahat, kasar, licik
5.
Sopir
dokar : wong sing ngeterake Totje, Sonia, lan Jaan
Wateke wedian
6.
Hendriks de Zwarver : kanca sekolahe Totje
Wateke tukang nglombo, sok tau
7.
Bram de Jong : kancane Totje
Wateke nglomboni, sok tau
8.
Karel Hoekhyus : kanca sebangkune Totje
Wateke apik nanging penakut
9.
Martin Steendam : kanca sekolahe
Totje sing nyelangi kamera toestel
Wateke apik merga nyilihi kamera, lan penakut
10. Polisi : penegak hukum sing mbantu misine Totje
Wateke penolong
11. Laki-laki Jepang : wong sing mata-matani sekang Jepang
sing umpetan neng gedhong setan
Wateke jahat, pengecut
12. Perempuan Jepang :
mata-mata sekang Jepang sing umpetan nang gedung setan
Padha karo lelaki Jepang jahat lan pengecut. Nekad juga merga
wedi kewenangan deweke bunuh diri
i.
Sudut Pandang
Sudurt pandang sing dinggo nang novel Spookhuis Gedhong Setan
yaiku sudut pandang akuan.
4.
Kelebihan Novel
Novel iki tipis dadi
diwaca cepet rampung, ceritane menarik dadi gawe pengin maca terus kelanjutane
kepiye. Gawe penasaran antara sesi siji marang sesi liyane. Novel iki apik
kanggo wong sing seneng maca. Apa meneh kanggo remaja sing seneng cerita
horror.
5.
Kekurangan Novel
Kekurangan novel
Spookhuis Gedhong Setan kuwi bahasa sing dinggo esih akeh nganggo bahasa wong
Landa, dadi angel diemut lah ora ngerti artine. Apa maneh jeneng-jeneng tokohe
sing akehe nganggo bahasa Belanda lan dawa-dawa, dadi angel diemut lan
diapalna. Juga kadang ana kata sing ora dingerteni, amarga novel iki nganggo
bahasa Surabayaan lan kula dudu saking Surabaya.
6.
Saran Terhadap Buku atau Manfaat Buku
Sarane kanggo novel iki
aja terlalu akeh nganggo bahasa Belanda sing ora dingerteni nang wong Jawa.
Komentar
Posting Komentar